BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak bumi (Bahasa Inggris:
petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga
sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi.
Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian
besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan
kemurniannya.
Minyak adalah istilah umum untuk
semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi
larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa
licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke
minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun
demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian
dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya
minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan
energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pembentukan
Minyak Bumi
Saat ini, sejumlah besar ilmuwan
secara umum berpendapat bahwa minyak bumi adalah makhluk hidup purbakala yang
di bawah tekanan suhu tinggi dan setelah melalui proses pengolahan dalam jangka
waktu yang panjang serta lamban, maka makhluk hidup zaman purbakala baru
berubah menjadi minyak bumi. Namun, yang membuat para ilmuwan bingung adalah
sebenarnya butuh berapa kali organisme prasejarah dalam skala besar terkumpul
dan terkubur, baru bisa menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak
seperti sekarang ini?
Masalah ini terjawab di majalah
Scientist akhir November 2003. Penulis artikel tersebut yakni Jeffry S. Dukes
dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari data industri dan geokimia
serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi Amerika, ternyata
membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material, artinya 1 liter
minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu berapa tumbuhan yang
dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati, bahwa itu setara dengan
16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, teremasuk daun, tangkai dan seluruh
akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup
purbakala dalam jumlah yang sedemikian besar baru bisa mengubahnya menjadi
minyak bumi? Penyebabnya adalah bahwa minyak bumi harus di bawah tekanan suhu
tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan minyak bumi, lalu setelah
makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak cepat, maka akan lapuk dan
terurai. Namun, masalahnya adalah sebenarnya berapa besar rasio makhluk hidup
purbakala berubah menjadi energi fosil? Penulis mengatakan: Kurang dari
1/10.000! Sebab sebagian besar karbon kembali ke atmosfer setelah melalui
penguraian. Dan sejumlah kecil yang tersisa baru dapat berubah menjadi bahan
bakar fosil.
Selanjutnya penulis mengatakan:
Berdasarkan hitungan jumlah pemakaian minyak bumi seluruh dunia tahun 1997,
energi fosil yang dihabiskan seluruh dunia waktu itu setara dengan 400 kali
lipat jumlah semua tumbuhan di atas bumi yang bisa menghasilkan minyak.
Dilihat dari segi lainnya, data
geologi menunjukkan, bahwa bumi pada zaman purbakala mutlak tidak mungkin lebih
besar ukurannya dibanding bumi saat ini, lagi pula jumlah kandungan oksigen di
udara dan suhu udara pada zaman purbakala kurang lebih 30% lebih tinggi
dibanding bumi saat ini, atau dengan kata lain, kecepatan busuknya makhluk
hidup lebih cepat dibanding sekarang. Seandainya minyak bumi berasal dari jasad
makhluk hidup melalui sirkulasi karbon, maka meskipun bentuk tubuh makhluk
hidup purbakala lebih besar, namun jika rasio penguburan lebih cepat dan skala
besar malahan sangat rendah juga akan sangat sulit, ini adalah yang bisa
diketahui dari fosil dinosaurus yang tidak sempurna dan tidak banyak jumlahnya,
yang hanya dapat kita gali sekarang ini. Sebuah fosil individual dinosaurus
yang demikian tidak mudah untuk disimpan, lalu berapa besar rasionya jasad
dinosaurus dalam skala besar yang harus segera dikubur?
Minyak bumi (bahasa Inggris:
petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal
dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun
yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian
ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi
batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi
dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap
dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat
pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika
terhalang oleh lapisan yang kedap.Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di
dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini
terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Minyak bumi adalah cairan kental,
coklat gelap, atau kehijauanyang mudah terbakar, yang berada dilapisan atas
dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai
asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Barthelot (1866) mengemukakan
bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas
dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena.
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim
lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai
terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi.
Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan
pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam
minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila
CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk
ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan
logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak
bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya
tidak cukup banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
Dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak
dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua
CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme).
Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan kedalam empat kelompok,
yaitu:
1) Hidrokarbon
jenuh (alkana)
Ø Dikenal dengan
alkana atau paraffin.
Ø Keberadaan rantai
lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih
sedikit.
Ø Senyawa penyusun
diantaranya : Metana, Etana, Propana, Butana, n-heptana, iso oktana.
2) Hidrokarbon tak jenuh (alkena)
Ø Dikenal dengan
alkena
Ø Keberadaannya hanya
sedikit
Ø Senyawa penyusunnya
: etana, propena, butena.
3) Hidrokarbon jenuh
berantai siklik (sikloalkana)
Ø Dikenal dengan
sikloalkana atau naftena
Ø Keberadaannya lebih
sedikit dibanding alkana
1. Siklopropana
3. Siklopentana
2. Silkobutuna
4. Sikloheksana
4) Hidrokarbon
aromatic
Ø Dikenal sebagai
seri aromatic
Ø Keberadaannya sebagai
komponen yang kecil/sedikit
Ø Senyawa
penyusunannya :
1. Haltalena 3.
Benzena
2. Antrasena 4. Toluena
Proses Terbentuknya
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas
alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan
gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan
karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah
yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada
pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari
pengolahan minyak tersebut. Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model),
permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan
meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh
rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020),
permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Pengetahuan tentang minyak bumi
dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas
alam adalah suatu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan
penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat
luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang
banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi
yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua
bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil.
B. Pengolahan Minyak
Bumi
Dari penambangan
hasil minyak bumi diperoleh minyak mentah (crude oil) yang belum dapat
dimanfaatkan. Minyak mentah diolah pada kilang minyak melalui dua tahap sebagai
berikut.
1) Tahap pertama
Komponen-komponen minyak
bumi dipisahkan dengan cara distilasi
bertingkat (distilasi berfraksi). Distilasi bertingkat adalah penyulingan serta
pengembunan kembali berbagai macam
cairan adalah penyulingan titik didih berbeda-beda. Makin besar molekul
hidrokarbon, makin tinggi titik dididhnya dan makin kecil molekul hidrokarbon,
makin rendah titik didihnya. Proses pemisahan berlangsung dalam stu kilom
ditilassi bertingkat ( kolom berfraksi) yang mempunyai plate (piringan-piringan)
sebagai batas keseimbangan uap cair dengan jumlah tertentu untuk setiap fraksi.
Sebelum dimasukan ke dalam tungku pemanas. Minyak mentah dipanaskan dahulu
dalam dapur ( purnace ) pada temperature 320 - 370⁰C.
2) Tahap kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan
bertingkat dengan proses sebagai berikut :
- Perengkahan
(craking)
- Ekstrasi
- Kristalisasi
- Pembersihan
dari kontaminasi
Minyak bumi ditemukan
bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam
disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
· Minyak
mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositasrendah).
· Minyak
mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi,
memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran
yang kompleks dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna,
siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya
terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen komponennya, yakni berdasarkan
perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk
mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil
dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi,
pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
Distilasi bertingkat
Dalam proses distilasi
bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni,
melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai
kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu
banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ?
Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan
tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan
ke bagian bawah menara/tanur distilasi. ?
Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati
pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan
tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat. ? Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan
menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan
terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran
suhu tertentu ini disebut fraksi. ?
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi
senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas
menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian
kilang minyak lainnya untuk proses konversi.
Proses konversi
Proses konversi bertujuan untuk
memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar.
Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka
sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai
pendek. Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon
rantai bercabang/ alisiklik/aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi,
diperlukan proses konversi untuk penyusunan ulang struktur
molekul hidrokarbon.
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah:
- Perengkahan (cracking)
Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi
molekul-molekul kecil. Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat
menjadi fraksi gas, bensin, kerosin, dan minyak solar/diesel.
- Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus
menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai
lurus (C5? C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik.
- Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi
komponen fraksi bensin.
- Coking
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi
fraksi minyak bakar dan hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini, dihasilkan
kokas (coke). Kokas digunakan dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk
ekstraksi logam Al.
Pemisahan pengotor dalam fraksi
Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain
senyawa organik yang mengandung S, N, O; air; logam; dan garam anorganik.
Pengotor dapat dipisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui:
· Menara asam
sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa
nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat sepertiaspal.
· Menara
absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
· Scrubber,
yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa belerang.
Percampuran fraksi
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir
sesuai dengan yang diinginkan.
Sebagai contoh:
· Fraksi
bensin dicampur dengan hidrokarbon rantai bercabang/ alisiklik /aromatik dan
berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu. (Simak sub bab bensin).
· Fraksi
minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu.
· Fraksi nafta
dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia. Selanjutnya,
produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian bahan
bakar dan industri petrokimi
BAB III
BENSIN DAN SOLAR
A. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar
transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin
mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10.
Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang
diinginkan. karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus
diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.
Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak
melalui tahapan sebagai berikut. Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang
menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung
dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston
menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai
hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin.
- Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana,
n-oktana, dan nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran
terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya
timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran
terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga
energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
- Alkana rantai
bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah
terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang
ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang
baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik
dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan
oktan.
Bilangan oktan
Bilangan oktan (octane number)
merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu
terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang
mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu
campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan
mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat
ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik
pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika
ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana
dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari
bensin yang diuji. Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai
bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa
hal yang dapat dilakukan:
- Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin
menjadi
hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming.
Contohnya
mengubah n-oktana menjadi isooktana.
- Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam
campuran akhir
fraksi bensin.
- Menambahkan aditif anti ketukan
ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa
timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang
dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary
Butyl Ether).
BAB IV
MANFAAT MINYAK BUMI
Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi
terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga
sifatkimianya.
a. Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang
adalah PTA (purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana
bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya
dibentuk menjadi senyawa aromat, yaitu para-xylene.
Bentuknya senyawa benzen (C6H6),
tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan C3 dari molekul benzen
tersebut.Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA
(lihat peta proses petrokimia diatas). Nah dari PTA yang berbentuk seperti tepung
detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat
poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang.
Hampir semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari
poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga
pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih
murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau
serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester
dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat
mereaksikan PTA dengan metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di
Pertamina Unit Pengolahan III dengan jenis produk dan peruntukannya disini.
Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis
yang lebih halus atau lembut lagi. Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita.
Polimer tersebut terbuat dari polietilen.
b. Papan
Bahan bangunan yang berasal dari
hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan
LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai
karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam-macam mulai dari atap
rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil,
meja, kursi, piring, dll.
c. Seni
Untuk urusan seni, terutama seni
lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta / cat minyak dan pelarutnya.
Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat.
Sementar untuk urusan seni patung banyak patung yang berbahan dasar dari
plastik atau piala, dll…. Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat
dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS mmerupakan pelarut yang dihasilkan
dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145o C — 195o
C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari
parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik. Untuk daftar pelarut lebih
lengkap dan kegunaannya bisa dilihat disini.
d. Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin
lebih luas lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang
juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal
lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur
kosmetik lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan
kosmetik spesifikasinya ketat sekali.
e. Pangan
Karbohidrat atau sakarida adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan
oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam,
okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul tiga
dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
yang panjang serta bercabangcabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting
dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu,
karbohidrat juga menjadi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat
seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang
paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Selsel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi
(dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2
dalam bentuk respirasi / pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan
akan disimpan dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Reaksi pembakaran gula
dalam tubuh :
C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) —- >
Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau
air seni).
DAFTAR PUSTAKA
http//Google.co.id
EmoticonEmoticon